Sunday, April 26, 2009

Pita 2 "Aktifitas Berarti Produktifitas"

Banyak di antara kita mempunyai kebiasaan mengacaukan aktifitas dengan hasil yang diperoleh. Hal ini sering dapat dialami dalam ssuatu tugas. Seringkali, suatu organisasi menjumpai kesulitan dalam mengukur efektifitas seorang karyawan. Akibatnya, nilai aktifitas telah menggantikan nilai hasil yang diperoleh sebagai tongkat pengukur penampilan. Pekerja yang paling sibuk dianggap pekerja yang paling baik dan diberi imbalan untuk tingkah lakunya yang sibuk dan bukannya untuk hasil yang dicapainya.

Jam kerja adalah penyumbang terbesar bagi tingkah laku yang sibuk. Kebanyakan dari kita memiliki tugas dari jam 9 sampai jam 5 dan kadang-kadang ada hari-hari di mana kita tidak mempunyai atau sedikit pekerjaan. Dalam banyak hal kita masih dituntut untuk banyak muncul dan tinggal sepanjang hari tanpa menghiraukan beban kerja. Semua ini dilakukan untuk menciptakan dasar pengadaan waktu dan enerji menyia-nyiakan tingkah laku. Sebab, bila anda nampak tidak sibuk, pimpinan dapat berkesimpulan bahwa anda tidak diperlukan .

Ironisnya kita merasa terpaksa untuk tetap sibuk meskipun setidak-tidaknya kita sudah merasa yakin dengan apa yang akan kita lakukan. Seringkali kita melipat-gandakan usaha-usaha kita setelah kehilangan kepercayaan atas tujuan kita. Kita berusaha mengisi kehampaan tujuan dengan kegiatan. Mungkin yang terbaik adalah mengambil ringkasan sebuah pepatah dari Legiun Asing: ”bila ragu,larilah!”

Perangkap aktifitas dapat diatasi dengan menentukan tujuan-tujuan dan menjaga tujuan-tujuan tersebut tetap berada dalam fokus kita. Kegagalan menjaga tujuan-tujuan tersebut tetap berada dalam fokus, akan menyesatkan kita. Dalam proses pencapaian tujuan-tujuan, kita akan mudah sekali tersesat ke dalam aktifitas-aktifitas lain yang tidak terhit7ung banyaknya. Akibat yang tidak menguntungkan adalah bahwa aktifitas-aktifitas ini kemudian akan menjadi tujuan,bukannya sarana untuk mencapai tujuan. Ini adalah kasus klasik seperti seekor anjing yang menggoyangkan ekornya. Seperti yang dikatakan Thoreau, “Tidaklah cukup untuk menjadi sibuk…..,” pertanyaannya adalah : “Kita sibuk untuk apa?”

No comments:

Post a Comment